Thursday, May 22, 2008
I'm Blogging Again!
Well, fellows, this blog writing return also has a bit difference in content. If in previous posts you never found publication on my family experience, next I will post some story about my beloved family, specially my smart funny son, Mikhail. It is due to continuous advice by my friend Ninis who currently live in Austria. Well Ninis, if you read this post, now your suggest already regarded.
The Necessity of Entrepreneurial Marketing
Disadari atau tidak, sering terjadi perbedaan paham antara pemasaran (marketing) dan kewirausahaan (entrepreneurship). Banyak yang beranggapan bahwa marketing hanya bisa diimplementasikan oleh perusahaan dengan modal besar. Karena untuk mengimplementasikan marketing, diperlukan sumber daya manusia dan finansial yang memadai. Sementara itu, kendala yang paling sering dihadapi oleh para pengusaha, terutama berskala kecil dan menengah, adalah keterbatasan modal. Sehingga muncul anggapan bahwa marketing hanya aktivitas pemborosan.
Pernyataan itu tidak sepenuhnya salah. Karena sering kali para peneliti pemasaran memandang subjek pemasaran dari atas menara gading, dan melupakan betapa sulitnya mengimplementasikan strategi-strategi tersebut di lapangan. Misalnya, para pemasar bersikukuh membangun hubungan jangka panjang (long term relationship). Sedangkan bagi pengusaha
Meskipun demikian, apakah pemasaran harus ditinggalkan oleh perusahaan
Pentingnya pemasaran juga ditunjukkan oleh
Marketing That Works pada dasarnya berusaha untuk mengahiri “perang paradigma” antara pemasaran dan kewirausahaan. Buku yang ditulis oleh Leonard M. Lodish, Howard L. Morgan, dan Shellye Archambeau ini menyajikan sisi taktikal pemasaran sehingga mudah untuk diimplementasikan oleh perusahaan pada semua skala, termasuk menengah dan kecil. Misi buku ini, seperti tersirat pada bagian pembukaan, adalah memberikan alat bagi pengusaha
Buku yang terinspirasi oleh mata kuliah entrepreneurial marketing yang dirintis oleh Lodish di
Bab pertama membahas segmentasi dan positioning. Dalam bab ini, ketiga penulis menekankan pentingnya memilih berbisnis dengan pasar sasaran yang tepat. Secara jelas, ketiga penulis mengkritisi banyaknya pengusaha yang terlalu percaya diri terhadap produk yang mereka pasarkan. Mereka meninggalkan suara konsumen, dan hanya mengandalkan intuisi mereka. Di dalam bahasa pemasaran, situasi ini dinamakan “marketing myopia”. Menurut ketiga penulis, inilah sumber tingginya rasio kegagalan
Untuk terhindar dari efek negatif marketing myopia, di bagian lain buku ini para penulis menekankan pentingnya concept test. Mengutip sebuah penelitian, disebutkan bahwa risiko kegagalan berbisnis bisa ditekan sebanyak 60% dengan cara melakukan concept test sebelum peluncuran produk ke pasar. Selanjutnya Marketing That Works juga menyediakan gambaran bagaimana melakukan concept test, sehingga bagi pembaca yang tertarik untuk melakukannya, bisa mendapat bimbingan yang cukup jelas.
Marketing That Works memberikan porsi halaman yang cukup banyak dalam membahas strategi penentuan harga (pricing). Ketiga penulis beragumentasi, masih sangat banyak pengusaha yang belum memahami dengan benar satu-satunya “P” dalam marketing mix yang mendatangkan uang ini. Saat ini, lebih banyak pengusaha yang menentukan harga produknya berdasarkan biaya produksi plus marjin yang diharapkan (price based costing). Cara ini, menurut
Pemasar yang bagus, sambung ketiga penulis, seharusnya lebih memperhatikan persepsi nilai konsumen dalam menentukan harga. Contohnya, meskipun kita bisa menciptakan sebuah produk dengan cost 10 dolar, dan kita mengharapkan marjin 2 dolar, b
Di dalam ilmu pemasaran, kita mengenal istilah price ceiling dan price floor. Price ceiling adalah batas tertinggi harga yang bisa kita tetapkan berdasarkan persepsi nilai tertinggi konsumen terhadap produk yang kita pasarkan. Jika harga yang kita tawarkan lebih tinggi dari price ceiling, maka tidak akan terjadi pembelian. Sementara itu, price floor adalah harga terendah berdasarkan pada biaya produksi. Jika harga yang kita tawarkan lebih rendah dari price floor, maka tidak akan ada keuntungan, atau bahkan kita akan merugi.
Dari kedua contoh bab yang telah disajikan di atas, kita bisa melihat gambaran tentang buku ini. Ketiga penulis sebenarnya hanya menyampaikan apa yang sudah ada dalam tradisi literatur ilmu pemasaran dalam bentuk “how to” yang akan sangat berguna bagi pengusaha dengan segala